Kamis, 07 April 2016

Rabies atau umumnya dikenal sebagai penyakit “anjing gila”, merupakan penyakit serius yang menyerang otak dan sistem saraf. Penyakit ini digolongkan sebagai penyakit mematikan yang harus ditangani dengan cepat.
Rabies-alodokter

Rabies di Indonesia

Menurut data kementrian kesehatan (Kemenkes) selama tahun 2012, terdapat 84.750 kasus gigitan hewan yang berpotensi menularkan rabies di Indonesia. Karena itulah pemerintah bersama Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprioritaskan penanggulangan rabies di Indonesia. Walau kebanyakan gigitan tidak berujung pada kasus positif rabies, korban yang akhirnya mengidap rabies bisa meninggal. Pada tahun 2012, 137 korban meninggal setelah positif mengidap rabies.
Di Indonesia, 98 persen kasus rabies ditularkan melalui gigitan anjing dan 2 persen ditularkan melalui gigitan kucing dan kera. Di indonesia sendiri, rabies pada hewan sudah ditemukan sejak tahun 1884. Sedangkan kasus rabies pada manusia di Indonesia, pertama kali ditemukan pada tahun 1894 di Jawa Barat.

Beberapa gejala rabies

Inkubasi virus rabies untuk masuk ke dalam tahapan gejala bisa saja memakan waktu cukup lama, tapi ketika gejala sudah dimulai dan memasuki fase akhir, pengidapnya dapat mengalami kematian. Masa inkubasi adalah jarak waktu antara virus pertama masuk ke dalam tubuh sampai gejala pertama muncul. Gejala rabies pada manusia diantaranya adalah demam tinggi, rasa gatal di bagian yang terinfeksi, perilaku agresif, dan takut terhadap air atau dikenal dengan hidrofobia.
Gejala rabies yang terlihat pada hewan, hampir serupa dengan gejala yang berkembang pada manusia, kecuali hidrofobia.

Penyebab rabies

Rabies disebabkan oleh virus lyssaviruses. Virus ini ditularkan pada manusia melalui hewan yang sebelumnya telah terjangkit penyakit ini juga. Seseorang dapat terjangkit rabies jika air liur dari hewan rabies tersebut masuk ke dalam tubuhnya lewat gigitan, Bahkan lewat cakaran pun bisa jika hewan rabies tersebut sebelumnya telah menjilati kuku-kukunya. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, seseorang terjangkit rabies karena luka di tubuhnya terjilat oleh hewan yang terinfeksi.
Apakah semua manusia yang digigit hewan yang terinfeksi dapat terjangkit rabies? Jawabannya adalah tidak. Manusia yang telah divaksinasi rabies akan kebal terhadap virus tersebut. Secara teori, penularan rabies dari manusia ke manusia pun bisa terjadi. Namun pada kasus seperti itu, sejauh ini yang terbukti adalah penularan melalui transplantasi atau pencangkokan organ.

Diagnosis rabies

Hingga kini belum ada tes yang dapat mendeteksi seseorang terkena rabies ketika baru digigit. Rabies baru diketahui jika virus sudah selesai berinkubasi dan memulai terornya melalui gejala. Oleh sebab itu untuk menentukan terkena rabies atau tidaknya seseorang, dokter hanya mengacu pada keterangan pasien. Dalam melakukan diagnosis biasanya dokter akan bertanya apakah pasien telah mengunjungi tempat atau daerah yang rawan rabies dan apakah pasien telah digigit oleh hewan yang berpotensi membawa virus penyakit tersebut.

Langkah penanganan pertama rabies

Jika Anda telah digigit hewan yang berpotensi menularkan rabies, yang perlu dilakukan pertama kali adalah mencuci luka gigitan tersebut dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Selanjutnya bersihkan luka dengan menggunakan antiseptik atau alkohol. Jangan tutupi luka dengan menggunakan perban, kain kasa, atau apa pun. Jadi dengan kata lain biarkan luka tetap terbuka. Segeralah menuju ke rumah sakit atau klinik kesehatan terdekat untuk diperiksa lebih lanjut.

Penanganan sebelum munculnya gejala

Jika rabies yang menjangkiti seseorang masih berada pada tahap awal atau sebelum gejala muncul,  dokter akan melakukan pengobatan yang disebut profilaksis pasca pajanan. Dalam pengobatan tersebut, dokter akan membersihkan bagian tubuh yang terinfeksi, serta memberikan serangkaian vaksinasi untuk mencegah virus menyebar ke otak dan sistem saraf. Pada sebagian besar kasus rabies yang ditangani pada tahap, penanganan profilaksis pasca pajanan ini terbukti efekif.
Jika rabies telah mencapai tahap gejala, maka risiko kematian telah mengintai. Pada fase ini, biasanya dokter akan lebih fokus untuk membuat pasien tetap tenang dan senyaman mungkin.

Pemberian vaksinasi rabies

Penularan rabies dapat dicegah melalui vaksinasi. Vaksinasi secara berkala biasanya hanya diberikan pada mereka yang dalam pekerjaannya sering berinteraksi dengan hewan sehingga berpotensi tinggi untuk terjangkit, contohnya adalah dokter hewan dan pengurus kebun binatang. Vaksinasi rabies biasanya tidak perlu diberikan kepada mereka yang hanya akan melakukan liburan singkat ke daerah pedesaan.

Kiat menghindari rabies

Menjaga diri sendiri dan keluarga dari penularan virus rabies sebenarnya tidak sulit. Ketika mengunjungi desa atau daerah pelosok yang belum bebas dari rabies, usahakan agar Anda dan keluarga Anda tidak sembarangan menyentuh hewan liar. Ajarkan pada anak-anak Anda mengenai bahaya memelihara hewan liar tersebut, serta alasannya.
Jika terdapat luka pada anak-anak Anda, tanyakan pada mereka dari mana luka tersebut berasal karena dikhawatirkan didapat dari gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi rabies. Didik anak-anak Anda agar paham bahwa gigitan hewan bisa berbahaya.

sumber : http://www.alodokter.com/rabies?gclid=Cj0KEQjwipi4BRD7t6zGl6m75IgBEiQAn7CfF-rnphoCc0a7qaQKUg-zB9_0ChoAcJ3imUF0_Tz2u7gaAmfL8P8HAQ

2 komentar:

Silakan mengomentari secara Bijak dan sesuai dengan pembahasan..!! :)